Selasa, 26 Oktober 2010

Transformator Daya, Switchgear, Relay Protection, Excitacy dan Control System 12.1

Transformator Daya, Switchgear, Relay Protection, Excitacy dan Control System 12.1

Dari Crayonpedia

Langsung ke: navigasi, cari

Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan) dengan frekuensi sama). Dalam operasi umumnya, transformator-transformator tenaga ditanahkan pada titik netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan atau proteksi. Sebagai contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV, dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan di sisi netral 20 kV nya. Transformator yang telah diproduksi terlebih dahulu melalui pengujian sesuai standar yang telah ditetapkan.
A. Tansformator Tenaga


1. Klasifikasi transformator tenaga
Transformator tenaga dapat di klasifikasikan menurut sistem pemasangan dan cara pendinginannya.
1. Pemasangan
Pemasangan dalam
Pemasangan luar
2. Pendinginan
Menurut cara pendinginannya dapat dibedakan sebagai berikut:
1) Fungsi dan pemakaian
Transformator mesin (untuk mesin-mesin listrik)
Transformator Gardu Induk

Transformator Distribusi
2) Kapasitas dan Tegangan
Contoh transformator 3 phasa dengan tegangan kerja di atas 1100 kV dan daya di atas 1000 MVA ditunjukkan pada Gambar X.1



Dalam usaha mempermudah pengawasan dalam operasi, transformator dapat dibagi menjadi: transformator besar, transformator sedang, dan transformator kecil.
2. Cara kerja dan fungsi tiap-tiap bagian transformator
Suatu transformator terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai fungsi masing-masing
a. Bagian utama

1) Inti besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh arus pusar atau eddy current.

2) Kumparan transformator
Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan, dan kumparan tersebut diisolasi, baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan menggunakan isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain. Pada transformator terdapat kumparan primer dan kumparan sekunder. Jika kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut timbul fluksi yang menimbulkan induksi tegangan, bila pada rangkaian
sekunder ditutup (rangkaian beban) maka mengalir arus pada kumparan tersebut, sehingga kumparan ini berfungsi sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
3) Kumparan tertier
Fungsi kumparan tertier diperlukan adalah untuk memperoleh tegangan tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu dihubungkan delta atau segitiga. Kumparan tertier sering digunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt, namun demikian tidak semua transformator daya mempunyai kumparan tertier.
4) Minyak transformator
Sebagian besar dari transformator tenaga memiliki kumparankumparan yang intinya direndam dalam minyak transformator, terutama pada transformator-transformator tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak transformator mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan juga berfungsi pula sebagai isolasi (memiliki daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi dan minyak transformator harus memenuhi persyaratan, yaitu:
􀂃 kekuatan isolasi tinggi
􀂃 penyalur panas yang baik, berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat
􀂃 viskositas yang rendah, agar lebih mudah bersirkulasi dan memiliki kemampuan pendinginan menjadi lebih baik
􀂃 titik nyala yang tinggi dan tidak mudah menguap yang dapat menimbulkan baha
􀂃 tidak merusak bahan isolasi padat
􀂃 sifat kimia yang stabil
Minyak transformator baru harus memiliki spesifikasi seperti tampak pada Tabel X.1 di bawah ini.

Untuk minyak isolasi pakai berlaku untuk transformator berkapasitas > I MVA atau bertegangan > 30 kV sifatnya seperti ditunjukkan pada Tabel X.2.
5) Bushing
Hubungan antara kumparan transformator ke jaringan luar melalui sebuah bushing, yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki transformator.
6) Tangki dan konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari transformator yang terendan minyak transformator berada atau (ditempatkan) di dalam tangki. Untuk menampung pemuaian pada minyak transformator, pada tangki dilengkapi dengan sebuah konservator.
Terdapat beberapa jenis tangki, diantaranya adalah:
a) Jenis sirip (tank corrugated)
Badan tangki terbuat dari pelat baja bercanai dingin yang menjalani penekukan, pemotongan dan proses pengelasan otomatis, untuk membentuk badan tangki bersirip dengan siripnya berfungsi sebagai radiator pendingin dan alat bernapas pada saat yang sama. Tutup dan dasar tangki terbuat dari plat baja bercanai panas yang kemudian dilas sambung kepada badan tangki bersirip membentuk tangki corrugated ini. Umumnya transformator di bawah 4000 kVA dibuat dengan bentuk tangki corrugated.
b) Jenis tangki Conventional Beradiator
Jenis tangki terdiri dar badan tangki dan tutup yang terbuat dari mild steel plate (plat baja bercanai panas) ditekuk dan dilas untuk dibangun sesuai dimensi yang diinginkan, sedang radiator jenis panel terbuat dari pelat baja bercanai dingin (cold rolled steel sheets). Transformator ini umumnya dilengkapi dengan konservator dan digunakan untuk 25.000,00 kVA, yang ditunjukkan pada Gambar X.2.
c) Hermatically Sealed Tank With N2 Cushined
Tipe tangki ini sama dengan jenis conventional tetapi di atas permukaan minyak terdapat gas nitrogen untuk mencegah kontak antara minyak dengan udara luar.

b. Peralatan Bantu
a) Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak solasi transformator, maka untuk mengurangi adanya kenaikan suhu yang berlebihan tersebut pada transformator perlu juga dilengkapi dengan sistem pendingin yang bergungsi untuk menyalurkan panas keluar transformator. Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat berupa udara, gas, minyak dan air. Sistem pengalirannya (sirkulasi) dapat
dengan cara:
􀂃 Alamiah (natural)
􀂃 Tekanan/paksaan (forced).
b) Tap Changer (perubah tap)
Tap Changer adalah perubah perbandingan transformator untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder sesuai yang diinginkan dari tegangan jaringan/primer yang berubah-ubah. Tap changer dapat dilakukan baik dalam keadaan berbeban (on-load) atau dalam keadaan tak berbeban (off load), dan tergantung jenisnya.
c) Alat pernapasan
Karena adanya pengaruh naik turunnya beban transformator maupun suhu udara luar, maka suhu minyak akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak
menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan transformator. Permukaan minyak transformator akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai tegangan tembus pada minyak transformator, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi kristal zat hygroscopis.
d) Indikator
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya indikator yang dipasang pada transformator. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:
􀂃 indikator suhu minyak
􀂃 indikator permukaan minyak

􀂃 indikator sistem pendingin
􀂃 indikator kedudukan tap, dan sebagainya.


c. Peralatan Proteksi
a) Relai Bucholz
Relai Bucholz adalah relai alat atau relai yang berfungsi mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan transformator yang menimbulkan gas. Timbulnya gas dapat diakibatkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah:
􀂃 Hubung singkat antar lilitan pada atau dalam phasa
􀂃 Hubung singkat antar phasa
􀂃 Hubung singkat antar phasa ke tanah
􀂃 Busur api listrik antar laminasi
􀂃 Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.
Pengaman tekanan lebih, alat ini berupa membran yang terbuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas, sebagai pengaman tangki transformator terhadap kenaikan tekan gas yang timbul di dalam tangki yang akan pecah pada tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari kekuatan tangki transformato

b) Relai tekanan lebih
Relai ini berfungsi hampir sama seperti Relai Bucholz. Fungsinya adalah mengamankan terhadap gangguan di dalam transformator. Bedanya relai ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung mentripkan pemutus tenaga (PMT)

c) Relai Diferensial
Berfungsi mengamankan transformator terhadap gangguan di dalam transformator, antara lain adalah kejadian flash over antara kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun beda kumparan.
d) Relai Arus lebih
Berfungsi mengamankan transformator arus yang melebihi dari arus yang diperkenankan lewat dari transformator tersbut dan arus lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.

e) Relai tangki tanah
Alat ini berfungsi untuk mengamankan transfor-mator bila ada hubung singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada transformator.
f) Relai Hubung tanah
Fungsi alat ini adalah untuk mengamankan transformator jika terjadi gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah.
g) Relai Termis
Alat ini berfungsi untuk mencegah/mengamankan transformator dari kerusakan isolasi pada kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yang diukur di dalam helai ini adalah kenaikan temperatur.

3. Pengujian atau pemeliharaan transformator
Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN’50-1982 dengan melalui tiga macam pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu:
a. Pengujian Rutin
Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan terhadap setiap transformator, meliputi:
• pengujian tahanan isolasi
• pengujian tahanan kumparan
• pengujian perbandingan belitan
• pengujian vector group
• pengujian rugi besi dan arus beban kosong
• pengujian rugi tembaga dan impedansi
• pengujian tegangan terapan (Withstand Test)
• pengujian tegangan induksi (Induce Test).
b. Pengujian Jenis
Pengujian jenis adalah pengujian yang dilaksanakan terhadap sebuah transformator yang mewakili transformator lainnya yang sejenis, untuk menunjukkan bahwa semua transformator jenis ini memenuhi persyaratan yang belum diliput oleh pengujian rutin. Pengujian jenis terdiri dari pengujian:
􀂃 pengujian kenaikan suhu
􀂃 pengujian impedansi

c. Pengujian khusus
Pengujian khusus adalah pengujian yang lain dari uji rutin dan jenis, dilaksanakan atas persetujuan pabrik denga pembeli dan hanya dilaksanakan terhadap satu atau lebih transformator dari sejumlah transformator yang dipesan dalam suatu kontrak. Pengujian khusus meliputi :
􀂃 pengujian dielektrik
􀂃 pengujian impedansi urutan nol pada transformator tiga phasa
􀂃 pengujian hubung singkat
􀂃 pengujian harmonik pada arus beban kosong
􀂃 pengujian tingkat bunyi akuistik
􀂃 pengukuran daya yang diambil oleh motor-motor kipas dan pompa minyak.
d. Pengujian rutin
Yang termasuk pengujian rutin adalah pengukuran tahanan isolasi. Pengukuran tahanan isolasi dilakukan pada awal pengujian dimaksudkan untuk mengetahui secara dini kondisi isolasi transformator, untuk menghindari kegagalan yang fatal dan pengujian selanjutnya, pengukuran dilakukan antara:
• sisi HV-LV
• sisi HV-Ground
• sisi LV-Groud
• X1/X2-X3/X4 (transformator 1 phasa)
• X1-X2 dan X3-X4 ) transformator 1 phasa yang dilengkapi dengan circuit breaker.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan megger, lebih baik yang menggunakan baterai karena dapat membangkitkan tegangan tinggi yang lebih stabil. Harga tahanan isolasi ini digunakan untuk kriteria kering tidaknya transformator, juga untuk mengetahui apakah ada bagian-bagian yang terhubung singkat.
e. Pengukuran tahanan kumparan
Pengukuran tahanan kumparan adalah untuk mengetahui berapa nilai tahanan listrik pada kumparan yang akan menimbulkan panas bila
kumparan tersebut dialiri arus. Nilai tahanan belitan dipakai untuk perhitungan rugi-rugi tembaga transformator. Pada saat melakukan pengukuran yang perlu diperhatikan adalah suhu belitan pada saat pengukuran yang diusahakan sama dengan suhu udara sekitar, oleh karenanya diusahakan arus pengukuran kecil.

Peralatan yang digunakan untuk pengukuran tahanan di atas 1 Ohm adalah Wheatstone Bridge, sedangkan untuk tahanan yang lebih kecil dari 1 ohm digunakan Precition Double Bridge. Pengukuran dilakukan pada setiap phasa transformator, yaitu antara terminal:
1) Pengukuran pada terminal tegangan tinggi
a) Pada transformator 3 phasa
- phasa A - phasa B
- phasa B - phasa C
- phasa C - phasa A
b) Transformator 1 phasa
Terminal H1-H2 untuk transformator double bushing dan Terminal H dengan Ground untuk transformator single bushing dan pengukuran sisi tegangan rendah
c) Pada transformator 3 phasa
- phasa a - phasa b
- phasa b - phasa c
- phasa c - phasa a
d) Transformator 1 phasa (terminal X1-X4 dengan X2-X3 dihubung singkat).


f. Pengukuran perbandingan belitan
Pengukuran perbandingan belitan adalah untuk mengetahui perbandingan jumlah kumparan sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah pada setiap tapping, sehingga tegangan output yang dihasilkan oleh transformator sesuai dengan yang dikehendaki, toleransi yang diijinkan adalah:
a. 0,5 % dari rasio tegangan atau
b. 1/10 dari persentase impedansi pada tapping nominal.
Pengukuran perbandingan belitan dilakukan pada saat semi assembling yaitu, setelah coil transformator diassembling dengan inti besi dan setelah tap changer terpasang, pengujian kedua ini bertujuan untuk mengetahui apakah posisi tap transformator telah terpasang secara benar dan juga untuk pemeriksaan vector group transformator. Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan Transformer Turn Ratio Test (TTR), misalnya merk Jemes G. Biddle Co Cat. No.55005 atau Cat. No. 550100-47.
g. Pemeriksaan vector group

Pemeriksaan vector group bertujuan untuk mengetahui apakah polaritas terminal-terminal transformator positif atau negatif. Standar dari notasi yang dipakai adalah Additive dan Subtractive.


h. Pengukuran rugi dan arus beban kosong
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui berapa daya yang hilang yang disebabkan oleh rugi histerisis dan eddy current dari inti besi (core) dan besarnya arus yang ditimbulkan oleh kerugian tersebut. Pengukuran dilakukan dengan memberikan tegangan nominal pada salah satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan terbuka. suhu acuan 75ºC


i. Pengujian tegangan terapan (Withstand Test)
Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji kekuatan isolasi antara kumparan dan body tangki. Pengujian dilakukan dengan memberi tegangan uji sesuai dengan standar uji dan dilakukan pada:
􀂃 sisi tegangan tinggi terhadap sisi tegangan rendah dan body yang di ke tanahkan
􀂃 sisi tegangan rendah terhadap sisi tegangan tinggi dan body yang di ke tanahkan
􀂃 waktu pengujian 60 detik


j. Pengujian tegangan induksi
Pengujian tegangan induksi bertujuan untuk mengetahui kekuatan isolasi antara layer dari tiap-tiap belitan dan kekuatan isolasi antara belitan transformator.
Pengujian dilakukan dengan memberi tegangan supply dua kali tegangan nominal pada salah satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan terbuka. Untuk mengatasi kejenuhan pada inti besi (core) maka frekuensi yang digunakan harus dinaikkan sesuai denga kebutuhan. Lama pengujian tergantung pada besarnya frekuensi pengujian dan waktu pengujian maksimum adalah 60 detik.


k. Pengujian kebocoran tangki
Pengujian kebocoran tangki dilakukan setelah semua komponen transformator sudah terpasang. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kondisi paking dan las transformator. Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan nitrogen (N2) sebesar kurang lebih 5 psi dan dilakukan pengamatan pada bagian-bagian las dan paking dengan memberikan cairan sabun pada bagian tersebut. Pengujian dilakukan sekitar 3 jam apakah terjadi penurunan tekanan.


l. Pengujian jenis (Type Test)
a) Pengujian kenaikan suhu
Pengujian kenaikan suhu dimaksudkan untuk mengetahui berapa kenaikan suhu oli dan kumparan transformator yang disebabkan oleh rugi-rugi transformator apabila transformator dibebani. Pengujian inijuga bertujuan untuk melihat apakah penyebab panas transformator sudah cukup effisien atau belum.
Pada transformator dengan tapping tegangan di atas 5% pengujian kenaikan suhu dilakukan pada tappng tegangan terendah (arus tertinggi), pada transformator dengan tapping maksimum 5% pengujian dilakukan pada tapping nominal. Pengujian kenaikan suhu sama dengan pengujian beban penuh, pengujian dilakukan dengan memberikan arus transformator sedemikian hingga membangkitkan rugi-rugi transformator, yaitu rugi beban penuh dan rugi beban kosong.
b) Pengujian tegangan impulse
Pengujian impulse ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dielektrik dari sistem isolasi transformator terhadap tegangan surja petir. Pengujian impuls adalah pengujian dengan memberi tegangan lebih sesaat dengan bentuk gelombang tertentu. Bila transformator mengalami tegangan lebih, maka tegangan tersebut hampir didistribusikan melalui effek kapasitansi yang terdapat pada :
- antar lilitan transformator
- antar layer transformator
- antara coil dengan ground
c) Pengujian tegangan tembus oli
Pengujian tegangan tembus oli dimaksudkan mengetahui kemampuan dielektrik oli. Hal ini dilakukan karena selain berfungsi sebagai pendingin dari transformator, oli juga berfungsi sebagai isolasi. Persyaratan yang ditentukan adalah sesuai denga standart SPLN 49 - 1 : 1982, IEC 158 dan IEC 296 yaitu:
> = 30 KV/2,5 mm sebelum purifying
> = 50 KV/2,5 mm setelah purifying
Peralatan yang dapat digunakan misalnya merk hipotronics type EP600CD.
Cara pengujian adalah sebagai berikut:
􀂃 bersihkan tempat contoh oli dari kotoran dengan mencucinya dengan oli sampai bersih
􀂃 ambil contoh oli yang akan diuji, usahakan pada saat pengambilan contoh oli tidak tersentuh tangan atau terlalu lama terkena udara luar karena oli ini sangat sensitive
􀂃 tempatkan contoh oli pada alat tetes
􀂃 nyalakan power alat tetes
􀂃 tekan tombol start dan counter akan mencatat secara otomatis sejauh mana kemampuan dielektrik oli tersebut. Setelah counter berhenti dan tombol reset menyala, tekan tombol reset untuk mengembalikan ke posisi semula
􀂃 hasil pengujian tegangan tembus diambil rata-ratanya setelah dilakukan 5 (lima) kali dengan selang waktu 2 menit. 4. Pencampuran Minyak Transformator Shell Diala B dengan Univolt 80.Minyak transformator memiliki dua fungsi yang sangat signifikan, yaitu sebagai pendingin dan isolator. PLN sebagai perusahaan penyedia listrik nasional beserta LMK menetapkan bahwa minyak transformator standar yang digunakan di Indonesia adalah Shell Diala B. Tetapi pada praktiknya di lapangan masih ditemui penggunaan dan pencampuran minyak transformator antara merk Shell Diala B dengan Univolt 80. Pencampuran terjadi ketika minyak transformator di dalam transformator memiliki merk. Shel Diala B dan Oil additional oil hose memiliki merk Univolt 80. Proses pencampuran minyak transformator shell Diala B dengan Univolt 8.0 terjadi pada saat proses purifikasi. Berikut adalah langkahlangkah atau proses purifikasi minyak transformator:
1. Pemasangan pipa-pipa penghubung antara transformator dengan mesin purifikasi
2. Pengel udara dalam pipa
3. Pembukaan inlet dan outlet valve
4. Penambahan minyak transformator dari additional oil hose
5. Filterisasi
Pencampuran kedua jenis minyak ini dilakukan dengan mengacu hasil pengujian atau pemeriksaan terhadap sampel-sampel yang dilakukan di Laboratorium PLN. Untak mengetahui keandalan dari penggunaan minyak Shell Diala B, Univolt 80 dan campurannya dilakukan pengujian terhadap tujuh sampel dari minyak baru tersebut. Sifat yang diuji adalah berat jenis pada 20 derajat celcius, viskositas kinematik pada 20 derajat celcius, titik nyala, angka kenetralan, uji korosipengeringan tembaga, tegangan tembus dan ketahanan oksidasi (kadar kotoran). Pencampuran memiliki perbandingan, yaitu:
Kode Contoh I Univolt 80 100%
Kode Contoh II Univolt 80 80% Shell Diala B 20%
Kode Contoh III Univolt 80 60% Shell Diala B 40%
Kode Contoh IV Univolt 80 50% Shell Diala B 50%
Kode Contoh V Univolt 80 40% Shell Diala B 60%
Kode Contoh VI Univolt 80 20% Shell Diala B 80%
Kode Contoh VII Shell Diala B 100%.
Minyak Univolt 80, Shell Diala B dan campurannya memiliki sifat penyerapan terhadap udara luar yang relatif sama. Kedua jenis minyak ini memiliki sifat-sifat awal yang sesuai dengan spesifikasi minyak isolasi berdasarkan SPLN 49-1,1982. Dari viskositasnya tampak bahwa kedua jenis minyak transformator ini termasuk kelas satu. Berdasarkan hasil pengupan nampak bahwa sifat-sifat campuran kedua, minyak masih berada diantara sifat-sifat kedua minyak, ini berarti tidak ada pengaruh reaksi antara rninyak Shell Diala B dengan Univolt 80 yang dapat menyebabkan sifat-sifat bergeser dari sifat-sifat awalnya. Berdasarkan
hasil uji viskositasnya, campuran minyak Shell Diala B dengan Univolt 80 dalam berbagai perbandingan termasuk dalam kelas satu.
5. Keselamatan Kerja
Peraturan-peraturan dasar yang menyangkut semua peralatan listrik berlaku pula untuk nsformator dengan berapa ciri khas. Bila mengadakan perbaikan dan pemeliharaan sebuah transformator yang perlu dan penting untuk diperhatikan adalah melepaskan transformator dari semua hubungan pada sisi primer maupun pada sisi sekunder. Maksud melepaskan sisi sekunder menjaga kemungkinan terjdinya suatu umpan balik setelah dilepaskan, alat pembukannya dikunci dalam posisi terbuka. Jika mempergunakan sekering kawat lebur ini perlu disimpan untuk menjaga sengaja dipasang lagi oleh orang lain. Setelah dilepaskan, kumparan primer dan skunder dihubungkan dengan tanah untuk menghilangkan kemungkinan masih adanya sisa, energi di dalam transformator. Pentanahan ini baru dilepaskan setelah semua pekerjaan selesai. Walaupun jaraknya lebih jauh, pentanahan bejana transformator diperiksa apakah berada dalam keadaan baik. Jika bejana akan dibuka karena diperlukan pemeriksaan didalamnya, harus dan perhatikan bahwa di dalam bejana tidak akan terdapat suatu tekanan. Hal ini dilakukan dengan bantuan sebuah katup yang terletak di atas cairan isolasi. Jika dipergunakan gas, mulai bejana transformator harus dikosongkan dan
diisi dengan udara bersih. Perhatian yang khusus harus diberikan bila transformator mempergunakan bahan askarel sebagai cairan isolasi. Bahan askarel ini
hendaknya jangan terkena kulit karena mempunyai efek, terutama pada mata, hidung dan bibir yang dapat menjadi serius. Transformator yang berisi askarel hendaknya juga jangan dibuka jika masih berada dalam keadaan pahas, karena uapnya racun. Jika tidak dapat dihindari untuk membuka transformator dalam keadaan panas, agar hal itu dilakukan ditempat yang mempunyai ventilasi yang baik, dan personil perlu dihindari dari kena uapnya. Perlu merupakan suatu prosedur tetap bila seseorang memasuki sebuah bejana transformator, agar dijaga dan dibantu oleh seorang lain yang berada di luarnya. Perhatian agar alat-alat seperti obeng, tang dan lain sebagainya tidak tertinggal di dalam jika pekerjaan selesai. Sebaliknya disusun suatu daftar peralatan yang dipakai, dan yang tepat diperiksa, setelah pekerjaan selesai dan sebelum disambungkan pada sumber pada sumber listrik, perlu diperhatikan bahwa semua keadaan telah aman dan
baik.
B. Switchgear
1. Vacuum Interrupter (VI)
Beberapa peralatan pengaman pada system pembangkitan tenaga listrik antara lain adalah Vacuum Interrupter (VI), ditunjukkan pada Gambar X.2.
2. Switchgear
Macam-macam switchgear antara lain adalah Gas Insulated Switchgear (GIS) seperti ditunjukkan pada Gambar X.3 yang memiliki tegangan kerja 550kV, 300kV, 84kV, dan 72,5kV; Gas Switchgear Combined (GSC) yang memiliki tegangan kerja 550kV, 300 kV, 245 kV, dan 72,5kV seperti ditunjukkan pada Gambar X.4.
Gambar X.5 menunjukkan Gas Combined Swithgear (GCS) yang memiliki tegangan kerja 550kV, 4000A
Gambar X. 6 menunjukkan C-GIS (Cubicle type Gas Insulated Switchgear)


Current: 1250 to 2000A
Rated breaking current: up to 31.5kA
Features
no usage of SF6 gas
no gas-liquefaction in any ambient temp.
(liquefaction point: -180 deg C)
longer life & Easier maintenance than GCB

current : up to 2000A
rated breaking current : up to 31.5kA
Features
superb interrupting performance compact
low pressure of SF6 insulation gas
reduction of maintenance and installation costs
optimal arrangement of major equipments (VCB, DS, ES BCT, VT and LA)
reduction of installation spac 72.5kV
Gambar X. 11

voltage : 72.5kV .
current : 630 to 3150A
rated breaking current : up to 25kA/ 40kA
Features
high performance even in the worst case scenario, such as out-of-phase breaking
high speed re-closing duty server circuit conditions switching capacitors
reducted maintenance costs
no fire hazard
compact and light weight

[Image:Kabayan.jpg|center]] 3. Gangguan-gangguan pada Pemutus (Pemutus Tenaga Rusak atau Meledak)
Penyebab kerusakan pada pemutus tenaga antara lain adalah:
a. Arus hubung singkat melewati kemampuan pemutus tenaga (PMT) Langkah pencegahannya adalah mengganti PMT yang memiliki kemampuan memutus arus hubung singkat yang lebih besar dengan tingkat hubung singkat.
b. Kegagalan pada sistem proteksinya
Penyebab kegagalan pada sistem proteksi antara lain:
1) Baterai accu tegangannya lemah
2) Relay tidak bekerja dan atau terbakar
3) Pengawatan pada bagian s kunder untuk s istem proteksi hubung singkat
4) Kerusakan pada kontak-kontak dalam PMT
5) Mekanisme penggerak (motor listrik) pada PMT macet
Langkah untuk mencegah kegagalan antara lain adalah pada sistem proteksi perlu dilakukan pengecekan secara menyeluruh dan secara periodik.

C. RELAI PROTEKSI
Relai adalah sebuah alat yang bekerja secara otomatis mengatur/ memasukkan suatu rangkaian listrik (rangkaian trip atau alarm) akibat adanya perubahan rangkaian yang lain Relai proteksi adalah suatu relai listrik yang digunakan untuk mengamankan peralatan peralatan listrik terhadap kondisi abnormal.Relai proteksi pembangkit adalah suatu relai proteksi yang digunakan untuk mengamankan peralatan peralatan listrik seperti generator, transformator utama, transformator bantu dan motor-motor listrik pemakaian sendiri suatu pembangkit listrik. Yang dimaksud dengan perangkat sistem proteksi adalah: Relai, Circuit Breaker, Disconnecting Switch – PMT/PMB (Pemutus Tenaga dan Pemutus Beban), Trafo tegangan (PT/ Potential Transformer) dan Trafo arus (CT/Current Transformer), Battery dan Pengawatan. Fungsi dan peranan relai proteksi adalah mengamankan operasi peralatan pembangkit dari kecelakaan atau kerusakan yang fatal.
D. Sistem

D. Sistem Excitacy
Sistem excitacy adalah sistem mengalirnya pasokan listrik DC sebagai penguatan pada generator listrik, sehingga menghasilkan tenaga listrik dan besar tegangan output bergantung pada besarnya arus excitacy. Sistem eksitasi pada generator listrik terdiri dari 2 macam, yaitu: (1) Sistem eksitasi dengan menggunakan sikat (brush excitation) dan (2) Sistem eksitasi tanpa sikat (brushless excitation).
1. Sistem excitacy dengan sikat
Sistem excitasi menggunakan sikat, sumber tenaga listrik berasal dari sumber listrik yang berasal dari generator arus searah (DC) atau generator arus bolak balik (AC) yang disearahkan terlebih dahulu dengan menggunakan rectifier. Jka menggunakan sumber listrik listrik yang berasal dari generator AC atau menggunakan Permanent Magnet Generator (PMG) medan magnetnya adalah magnet permanent. Dalam lemari penyearah, tegangan listrik arus bolak balik diubah atau disearahkan menjadi tegangan arus searah untuk mengontrol kumparan medan exciter utama (main exciter). Untuk mengalirkan arus eksitasi dari main eksiter ke rotor generator menggunakan slip ring dan sikat arang, demikian juga penyaluran arus yang berasal dari pilot exciter ke main exciter.
2. Sistem excitacy tanpa sikat (brushless excitation)
Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus excitasi ke rotor generator mempunyai kelemahan karena besarnya arus yang mampu dialirkan pada sikat arang relative kecil. Untuk mengatasi keterbatasan sikat arang, pada generator pembangkit menggunakan system eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless excitation), sebagai contoh, pada PLTU menggunakan tipe MEC-3200. Keuntungan system excitation tanpa menggunakan sikat (brushless excitation), antara lain adalah:
1) Energi yang diperlukan untuk excitacy diperoleh dari poros utama (main shaft), sehingga keandalannya tinggi
2) Biaya perawatan berkurang karena pada system excitacy tanpa sikat (brushless excitation) tidak terdapat sikat, komutator dan slip ring
3) Pada system excitacy tanpa sikat (brushless excitation) tidak terjadi kerusakan isolasi karena melekatnya debu karbon pada farnish akibat sikat arang
4) Mengurangi kerusakan (trouble) akibat udara buruk (bad atmosfere) sebab semua peralatan ditempatkan pada ruang tertutup
5) Selama operasi tidak diperlukan pengganti sikat, sehingga menngkatkan keandalan operasi dapat berlangsung kontinyu pada waktu yang lama
6) Pemutus medan generator (Generator field breaker), field generator dan bus exciter atau kabel tidak diperlikan lagi
7) Biaya pondasi berkurang, sebab aluran udara dan bus exciter atau kabel tidak memerlukan pondasi
3. Bagian-bagian dari sistem excitacy tanpa sikat (brushless excitation) pada PLTU
Secara garis besar sistem eksitasi tanpa sikat (brushless excitation) adalah sebagai berikut:
a. Pilot exciter
Pilot exciter merupakan bagian stator exciter, merupakan belitan jangkar. Fungsinya adalah sebagai bahan magnit karena ada arus yang mengalir pada kumparan tersebut dengan menggunakan PMG (permanent magnet generator) sebagai sumber tegangan utamanya.
b. Rotating Rectifier
Rotating rectifier merupakan rangkaian penyearah gelombang penuh tiga fasa dua arah kirim kembali. Setiap phasa mempunyai dua pasang rectifier sebagai jalan keluar masuknya arus. Jadi total semua rectifier untuk 3 phasa yang dipergunakan adalah 18 buah karena pada tiap-tiap phasa memiliki 6 buah kirim dan masuk Tegangan dari generator AC yang berfungsi sebagai Exciter disearahkan sebagai sumber Excitacy genartor utama. Rotating rectifier terletak pada poros utama.
c. AC rectifier
AC rectifier adalah bagian exciter yang berputar seporos dengan kumparan jangkar generator. Generator AC yang berfungsi sebagai AC exciter adalah generator sinkron.
d. Permanen Magnet Generator (PMG)
Permanen Magnet Generator (PMG) seporos dengan poros generatorutama sehingga PMG dapat menghasilkan daya apabila generator berputar. PMG memiliki dua bagian utama, yaitu:
1) Magnit permanen
Merupakan bagian rotor dari PMG yang sejenis dengan generator utama yang terbuat dari besi yang memiliki sifat kemagnitan yang kuat atau sering disebut magnit permanent. Sifat kemagnitan ini akan membangkitkan GGL (Gaya Gerak Listrik) pada jangkar akibat induksi magnit dan daya yang dihasilkan sesuai dengan nilai kemagnitan yang dimiliki.
2) Stator
Stator merupakan again dari PMG yang tidak bergerak dan berfungsi membangkitkan tegangan AC dan tegangan tersebut dipakai untuk beban.
e. Field circuit breaker
Breaker rangkaian medan (41E) dioperasikan oleh motor listrik yang dioperasikan secara manual. Breaker rangkaian medan harus pada kondisi tertutup (close) ketika generator mencapai kecepatan tinggi dengan nilai yang telah diseting. Tentunya penyetingan ini telah diatur oleh perusahaan. Kondisi terbuka terjadai pada saat turbin akan berhenti atau mati (triping), pada saat ini turbin beroperasi pada kecepatan rendah kondisi rangkaian breaker pada kondisi terbuka (open) karena generator utama tidak berbeban dan tidak membutuhkan tegangan untuk menghasilkan output.
f. Voltage output
Merupakan pengatur tegangan exscitacy. Alat ini berfungsi untuk mengatur atau menseting besarnya masukan pada AVR yang digunakan untuk mengatur besarnya tegangan generator AC. Alat ini menyerupai trafo step down dalam fungsinya untuk menurunkan tegangan dari 110 volt menjadi tegangan 6 volt, 9V, 12V, 15V dan untuk nilai tegangan yang lainnya. Besarnya tegangan output pada rangkaian ini identik dengan besar tegangan output pada generator, sehingga yang dipilih tegangan 9 Volt.
g. Voltage adjuster (90 R)
Merupakan pengatur tegangan excitacy. Alat ini mengatur atau menyeting besarnya masukan pada AVR yang untuk menentukan besarnya tegangan induksi generator. Alat ini seperti halnya trafo step down dikarenakan alat ini menurunkan tegangan dari 110V menjadi 6V, 9V, 12V, 13V, 15V, dan lain-lain. Yang tentunya alat ini berbentuk tep-tep untuk memilih besar tegangan outpunya. Besarnya tegangan output pada rangkaian ini identik dengan besar tegangan output pada generator, yang berarti tegangan tep dipilih 9 V maka tegangan output generator 13,5 KV seperti tegangan Generator pembangkit PLTU Perak saat ini. Apabila tegangan tepat diatas 9 V maka output generator akan bertambah besar, tentunya dengan putaran sama, yang berarti Voltage adjuster (90 R) merupakan alat untuk menseting besar tegangan output generator utama dan juga bila sebaliknya.
h. Cross current compensator (CCC)
Cross current compensator dioperasikan pararel pada generator, yaitu bila menggunakan dua generator atau lebih. Manfaat dari ini adalah untuk menyeimbangkan tegangan induksi generator satu dengan yang lainnya. Sehingga output generator mempunyai tegangan yang sama untuk memikul beban yang sama pula.
i. Manual voltage regulator (70 E)
Digunakan untuk pengaturan tegangan penguatan secara manual. Biasanya alat ini dioperasikan pada saat AVR belum bekerja secara maksimal akibat belum adanya sumber tegangan untuk bekerja secara optimal, yaitu pada saat pembangkit mulai running atau berhenti (triping), saat ini tegangan output PMG tidak dapat menyuplai tegangan yang dibutuhkan oleh AVR sehingga exsitacy pada generator harus dioperasikan secara manual. Untuk bekerja 70E ini dengan putar searah jarum jam atau berlawanan. Alat ini bilamana diputar searah jarum jam untuk menambah sumber tegangan excitacy dan sebaliknya diputar berlawanan bilamana untuk mengurangi tegangan excitacy. Ini terdapat suatu indikator tegangan excitacy. Yang tentunya alat ini seperti regulator pada umumnya dengan
cara mengubah jumlah kutub untuk mengubah besar tegangan.
E. Unit AVR (Automatic Voltage Regulator)
1. Sistem pengoperasian
Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk menjaga agar tegangan generator tetap konstan dengan kata lain generator akan tetap mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh pada perubahan beban yang selalu berubah-ubah dikarenakan beban sangat mempengaruhi tegangan output generator. Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada exciter. Apabila tegangan output generator di bawah tegangan nominal
tegangan generator maka AVR akan memperbesar arus penguatan (excitacy) pada exciter. Dan juga sebaliknya apabila tegangan output Generator melebihi tegangan nominal generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan (excitacy) pada exciter. Dengan demikian apabila terjadi perubahan tegangan output Generator akan dapat distabilkan. AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi dengan peralatan seperti alat yang digunakan untuk pembatasan penguat minimum ataupun maximum yang bekerja secara otomatis. AVR dioperasikan dengan mendapat satu daya dari permanen magnet generator (PMG) dengan tegangan 110V, 20A, 400Hz. Serta mendapat sensor dari potencial transformer (PT) dan current transformer (CT). Data-data automatic voltage regulator (AVR) pada unit III dan IV sebagai berikut :
Model : Of Tyrystor Auxomatic Voltage Regulator System
Tipe : VRG-PMH II.
Regulation : Within ± 1 %.
Input Voltage : AC 125 V 350 420 HZ.
Output Voltage : DC 130 V.
Output Current : DC 20A.

2. Bagian-bagian pada unit AVR
a. Sensing circuit
Tegangan tiga phasa generator diberikan pada sensing circuit melewati PT dan 90R terlebih dahulu, dan tegangan tiga phasa keluaran dari 90R diturunkan kemudian disearahkan dengan rangkaian dioda, dan diratakan oleh rangkaian kapasitor dan resistor dan tegangan ini dapat diatur dengan VR (Variable Resistan). Keuntungan dari sensing circuit adalah mempunyai respon yang cepat terhadap tegangan output generator. Output tegangan respon berbanding lurus dengan output tegangan Generator berbanding lurus seperti ditinjukkan pada Gambar X.23.

b. Comparative amplifier
Rangkaian comparative amplifier digunakan sebagai pembanding antara sensing circuit dengan set voltage. Besar sensing voltage dengan set voltage tidak mempunyai nilai yang sama sehingga selisih/rentang besar tegangan tersebut. Selisih tegangan disebut dengan error voltage. Ini akan dihilangkan dengan cara
memasang VR (variable resistance) pada set voltage dan sensing voltage.
c. Amplifier circuit
Aliran arus dari D11, D12, dan R34 adalah rangkaian penguat utama atau penguatan tingkat terendah. Keluaran dari comparative amplifier dan keluaran dari over excitation limiter (OEL) adalah tegangan negative dan dari tegangan negatif kemudian pada masukan OP201. Ketika over excitation limiter (OEL) atau minimum excitation limiter (MEL) tidak operasi maka keluaran dari comparative amplifier dikuatkan oleh OP201 dan OP301 masukan dari OP301 dijumlahkan dengan keluaran dari dumping circuit. OP401 adalah Amplifier untuk balance meter hubungan antara tegangan masuk dan tegangan keluaran dari OP201 dan OP401 diperlihatkan pada bagan berikut.

d. Auotomatic manual change over and mixer circuit
Rangkaian ini disusun secara Auto-manual pemindah hubungan dan sebuah rangkaian untuk mengontrol tegangan penguatan medan generator. Auto-manual change over and mixer circuit pada operasi manual pengaturan tegangan penguatan medan generator dilakukan oleh 70E, dan pada saat automatic manual
change over and mixer circuit beroperasi manual maka AVR (automatic voltage Rregulator) belum dapat beroperasi. Dan apabila rangkaian ini pada kondisi auto maka AVR sudah dapat bekerja untuk mengatur besar arus medan generator.
e. Limited circuit
Limited circuit adalah untuk penentuan pembatasan lebih dan kurang penguatan (excitation) untuk pengaturan tegangan output pada sistem excitacy, VR125 untuk pembatas lebih dari keluaran terminal C6 dan VR126 untuk pembatas minimal dari keluaran terminal C6.
f. Phase syncronizing circuit
Unit tyristor digunakan untuk mengontrol tegangan output tyristor dengan menggunakan sinyal kontrol yang diberikan pada gerbang tyristor dengan cara mengubah besarnya sudut sinyal pada gerbang tyristor. Rangkaian phase sinkronisasi berfungsi untuk mengubah sudut gerbang tyristor yang sesuai dengan tegangan output dari batas sinkronisasi dan juga sinyal kontrol yang diberikan pada tyristor di bawah ini terdapat gambar sinkronisasi

g. Thyristor firing circuit
Rangkaian ini sebagai pelengkap tyristor untuk memberikan sinyal kontrol pada gerbang tyristor.
h. Dumping circuit
Dumping circuit akan memberikan sensor besarnya penguatan tegangan dari AC exciter dan untuk diberikan ke amplifier circuit dengan dijadikan feed back masukan terminal OP301.
i. Unit tyristor
Merupakan susunan dari tyristor dan dioda. Dan juga menggunakan fuse (sekring) yang digunakan sebagai pengaman lebur dan juga dilengkapi dengan indikator untuk memantau kerja dari tyristor yang dipasang pada bagian depan tyristor untuk tiap phase diberikan dua fuse yang disusun pararel dan ketika terjadi kesalahan atau putus salah satunya masih dapat beroperasi.
j. MEL (minimum excitacy limiter)
MEL (minimum eksitasi limiter) yaitu untuk mencegah terjadinya output yang berlebihan pada generator dan adanya penambahan penguatan (excitacy) untuk meningkatkan tegangan terminal generator pada level konstan. Rangkaian ini digunakan untuk mendeteksi operasional dari generator yaitu dengan mendeteksi keluaran tegangan dan arus pada generator. Rangkaian inijuga digunakan untuk membandingkan keluaran tegangan generator dengan eksitasi minimum yang telah diseting. Rangkaian ini akan memberikan batas sinyal pada rangkaian AVR apabila melebihi eksitasi minimum, kemudian output dari MEL (Minimum Eksitasi Limiter) dikuatkan oleh amplifier.

k. Automatic follower
Prinsip kerja dari alat ini adalah untuk melengkapi penguatan dengan pengaturan secara manual oleh 70E. Untuk menyesuaikan pengoperasian generator dalam pembandingan fluktuasi dari tegangan terminal oleh sinyal error. Hal tersebut digunakan untuk menjaga kesetabilan tegangan pada generator. Pengoperasian ini digunakan untuk pengaturan manual (70E) untuk ketepatan tingkatan excitacy yang telah disesuaikan. Kondisi pengoperasian generator dan pembandingan fluktuasi dari tegangan terminal oleh sinyal tegangan error. Hal tersebut dijadikan pegangan untuk menjaga kestabilan tegangan pada generator dengan adanya perubahan beban. Automatic Ffollower digunakan untuk mendeteksi keluaran regulator dari sinyal tegangan error dan pengoperasian otomatis manual adjuster dengan membuat nilai nol. Rangkaian ini untuk menaikkan sinyal dan menurunkan sinyal yang dikendalikan oleh 70E. Dengan cara memutar 70E untuk mengendalikan sinyal pada rangkaian ini.

F. Pemeliharaan Sistem Kontrol
Yang dibahas dalam topik ini tentang rangkaian dan kontrol transformator yang meliputi perbaikan relai-relai (proteksi), pengawatan rangkaian dan pengotrolan suatu transformator. Secara spesifik kumparan dan bagian mekanik setiap transformator sama. Lain halnya dengan alat proteksi, rangkaian dan pengontrolan suatu transformator sangat spesifik dan satu sama lain berbeda, tergantung dari tingkat keandaiannya. Contoh: Ada sebuah transformator sistem kontrol magnetis. kontrol elektronik/digital dan bahkan kontrol sistem komputer.Jadi disini gamba-gambar rangkaian, kontrol dan relai-relai (proteksi)
serta buku petunjuk pemeliharaan sangat menentukan dan diperlukan dalam perbaikan transformator. Apabila pengelolaan perawatan tentang perawatan rangkaian dan terminal transformator dilaksanakan dengan intensif, maka kerusakan terhadap alat proteksi, kontrol dan rangkaian transformator tidak akan terjadi. Tetapi walaupun demikian dapat saja terjadi kerusakan-kerusakan di luar perhitungan. Adapun kerusakan alat proteksi, kontrol dan rangkaian transformator serta perbaikannya, antara lain:
a. Kerusakan pada sumber tenaga dan pengawatan.
Kerusakan pada umumnya pada penyambungan pengawatan, circuit breaker dan pengaman arus lebih. Tindakan perbaikan adalah dengan memperbaiki
sambungan/terminal pengawatan, bongkar pasang/mengganti circuit breaker dan menguji atau mengganti pengaman arus lebih.
b. Kerusakan pada terminal utama dan pentanahan.
Kerusakan umumnya terjadi pada sambungan kabel pada terminal terlepas dan tahanan pentanahan di atas standar. Tindakan perbaikan adalah dengan mengganti terminal sambungan kabel. Dan memperbaiki pentanahan dengan memeriksa elektroda dan mengganti terminal sambungnya.
1) Kerusakan tap changer (perubah tap).
Kerusakan umumnya pada dudukan kontak utama, bagian mekanik macet, counter dan regulator. Tindakan perbaikan adalah dengan menyetel posisi kontak point dan atau mengganti, bongkar pasang bagian mekanik, mengkalibrasi counter dan menguji serta menyeting regulator dengan relai maupun manual.
2) Kerusakan indikator minyak, pendingin dan temperatur.
Kerusakan umumnya pada indikator minyak, indikator pendingin, dan indikator temperatur tidak menunjuk angka. Tindakan perbaikan adalah dengan memeriksa, memperbaiki, dan mengganti alat-alat sensor permukaan minyak, sensor indikator pendingin dan sensor temperatur. Selain itu juga memeriksa, memperbaiki atau mengganti pengawatan dan memeriksa relairelai yang berhubungan dengan indikator.

3) Kerusakan alarm proteksi, relai, sumber daya DC dan pengawatannya

Kerusakan umumnya pada alarm tidak mengeluarkan sinyal, relairelai tidak sesuai setting atau tidak bekerja dan sumber daya DC tidak mengeluarkan tegangan atau tegangan di bawah normal . Tindakan perbaikan adalah dengan memeriksa, memperbaiki alarm, memeriksa atau memperbaiki relai-relai serta memeriksa atau memperbaiki serta mengganti penyearah dan pengontrol sumber daya DC serta perbaiki penguatannya.
4) Kerusakan kontaktor-kontaktor, limit switch dan terminal control
Kerusakan umumnya pada kontaktor, limit switch dan terminal-terminalnya. Tindakan perbaikan adalah dengan memeriksa, menseting, memperbaiki dan atau mengganti kontak point kontaktor, memeriksa atau menyetel dan memperbaiki limit switch dan memeriksa atau memperbaiki serta mengganti terminalterminal.
5) Alat-alat ukur tidak mununjuk sempurna atau rusak
Kerusakan umumnya pada penunjukan yang tidak akurat atau tidak menunjuk dan transformator ukur tidak b e r f u n g s i. Tindakan perbaikan adalah dengan mengkalibrasi, memperbaiki atau mengganti alat-alat ukur dan memeriksa serta memperbaiki pengawatannya serta memeriksa atau dapat melakukan perbaikan transformator ukur. Contoh soal Transformator yang dipararel syaratnya adalah perbandingan tegangan, prosentase impedansi sama, sehingga didpatkan muatan yang seimbang. Bagaimana pengaruhnya terhadap keseimbangan muatan jika dua transformator yang memiliki prosentase impedansi tidak sama. Data transformator seperti ditunjukkan di bawah ini.
Transformator I
Pabrik Willem Smith sambungan CT
Daya = 150 kVA
Tegangan Primer 5.740-6.000-6.240 kV tiga trap
Prosentase impedansi 3,75%

Saklar pada transformator I =6.000 V
Tegangan skunder 231 V


Transformator II
Pabrik Willem Smith sambungan CT
Daya = 100 kVA
Tegangan Primer 5.740-6.000-6.240 kV tiga trap
Prosentase impedansi 4,4%
Saklar pada transformator I =6.000 V
Tegangan skunder 231 V

Penyelesaian:


Image:Bilang.jpg



Rabu, 20 Oktober 2010

mesin pendingin


MESIN PENDINGIN

SEJARAHNYA

Pada awalnya untuk pengawetan makanan digunakan es atau salju sejak 1000 tahun
sebelum masehi. Pada tahun 1850 mulai dipakai mesin pendingin yang memakai
kompressor dengan bahan pendingin udara. Kemudian dipakai bahan pendingin amonia,
keburukannya beracun, sampai akhirnya di temukan bahan pendingin freon yang lebih
aman dan digunakan sampai sekarang.

Jenis dan Tipe Mesin pendingin

Jenis dan tipe mesin pendingin disesuaikan dengan kegunaan dan daya yang dimilikinya. Misalnya AC untuk kantor-kantor besar berbeda dengan AC untuk rumah tangga. Begitu juga untuk jenis kulkas.Karena di pasaran sudah tersedia berbagai jenis dan tipe mesin pendingin.
Jenis-jenis Mesin Pendingin
Dari berbagai mesin pendingin yang ada, serta ditinjau dari segi kegunaan dan fungsinya,
yang umum kita kenal ada 4 macam mesin pendingin, antara lain :
1 Refrigerant

Jenis ini lebih dikenal dengan sebutan kulkas atau lemari es. Tipe dan kapasitasnya
bermacam-macam, dan umumnya digunakan untuk rumah tangga. Fungsinya untuk
mendinginkan minuman, mengawetkan bahan makanan, menhasilkan es. Suhu untuk
lemari es dipertahankan 3o -100 C

2 Freezer
Jenis yang satu ini tidak berbeda dengan kulkas, hanya saja kapasitas lebih besar, dan
suhunya lebih rendah.

3 Air Conditioner (AC)

Manusia selalu berusaha untuk membuat keadaan disekelilingnya menjadi lebih baik dan
suasana lebih nyaman. Air Conditioner adalah salah satu yang dapat memenuhi
kebutuhan itu. Dengan membuat keadaan menjadi lebih sejuk. Sesuai dengan namanya
air conditioner berarti pengatur udara diperlukan sekurangnya 3 peraturan

a. Suhu udara
Adalah derajat panas atau dingin dari udara yang diukur dengan thermo-meter. Udara harus didinginkan untuk membuat suhu di dalam ruangan menjadi sejuk. Suhu kamar yang sejuk dan nyaman adalah 240 – 270 C

b. Kelembaban
Untuk mendapatkan udara yang sejuk dan nyaman di dalam ruangan, kita harus mengatur
kelembaban udara dengan mengambil uap air dari udara atau menambahkan uap air pada
udara yang mengalir di dalam ruangan. Jumlah uap air di dalam udara dinyatakan dengan
%. Jadi AC selain dapat menyejukkan udara juga dapat membersihkan udara yang ada
dalam ruangan. AC rumah tangga dapat dioperasikan dengan listrik satu phase pada 110
Volt atau 220 Volt. Kapasitas mulai 4.000 s/d 25.000 BTU/h.

4 Kipas Angin

Walaupun pada dasarnya peralatan yang satu ini tidak menghasilkan udara atau suhu
yang dingin sebagaimana kulkas atau AC, tetapi putaran dan sistem kerjanya mirip
dengan kerja dari kedua peralatan diatas.

DASAR –DASAR MESIN PENDINGIN

Proses Dasar Terjadinya Dingin
Dingin merupakan hasil yang diciptakan oleh mesin pendingin terutama kulkas dan
freezer. Sedangkan AC lebih ke keadaan sejuk. Proses terjadinya pendinginan yang
diciptakan oleh mesin pendingin sebenarnya merupakan tiruan terjadinya dinginyang
disebabkan oleh alam. Dan dingin sebenarnya merupakan suatu proses penguapan karena
adanya panas akan menimbulkan udara dingin disekitarnya. Dingin terjadi karena adanya
penguapan, dan penguapan berlangsung karena adanya panas.
Terjadinya Dingin Pada Ruang mesin

Proses dingin di dalam mesin pendingin karena adanya pemindahan panas. Setiap mesin
pendingin mampu menghasilkan suhu dingin dengan cara menyerap panas dari udara
yang ada dalam ruang pada mesin pendingin itu sendiri. Bahan yang digunakan untuk
menghasilkan penguapan yang begitu cepat sehingga mampu menghasilkan udara dingin.
Biasanya untuk keperluan ini digunakan gas Freon. Gas ini dalam sistem pendinginan
memiliki bentuk yang berubah-ubah, yaitu dari bentuk cairan menjadi bentuk gas (uap).
Pada kompresor, gas yang telah berubah menjadi uap tadi takanan dan panasnya
dinaikkan untuk selanjutnya uap panas yan berasal dari gas itu diturunkan atau
didinginkan pada bagian kondensor sampai membentuk cairan. Kemudian sesampainya
pada evaporator cairan itu diturunkan tekanannya sehingga menguap dan menyerap panas
yang ada di sekitarnya. Kemudian dalam bentuk uap refrigerant tadi dihisap kembali oleh
bagian kompresor dan dikeluarkan lagi seperti semula. Proses seperti ini berlangsung
secara berulang. Dalam sistem mesin pendingin jumlah refrigerant yang digunakan
adalah tetap, yang berubah adalah bentuknya karena adanya proses seperti diatas.

Istilah – istilah Teknik di Bidang Pendinginan
1 Tekanan
Tekanan ialah gaya yang bekerja secara vertikal pada bidang datar luas 1 cm2, oleh benda
padat, cair atau gas. Pada umumnya satuannya kg/cm2.

2 Temperatur / Suhu
Suhu adalah derajat panas atau tingkat kedinginan. Ukuran suhu dinyatakan dengan
angka dan angka ini disebut derajat seperti 0C (derajat Celcius), 0F(derajat Fahrenheit)

3 Kalor (Panas)
Kalor adalah energi yang diterima oleh benda, sehingga suhu benda atau wujudnya
berubah. Jika kalor dilepaskan suhu benda akan turun. Kalor adalah suatu bentuk energi
yang dapat dipindahkan, tetapi tidak dapat dihilangkan. Kalor dapat diukur meskipun kita
tidak melihatnya. Satuan dari kalor joule (J), Kalori , BTU.

4 Kalor Jenis
Kalor jenis suatu zat ialah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kilo zat itu sebesar 10K atau satu derajat Kelvin. Bilangan kalor jenis dinyatakan dengan satuan K Cal/Kg 0C.

5 Panas Bebas
Umumnya, apabila memanaskan atau mendinginkan suatu benda, suhu dari benda
tersebut mengalami perubahan. Panas yang mempengaruhi langsung pada suatu benda
demikian disebut panas bebas.

6 Kalor Laten
Panas yang diperlukan untuk mengubah wujud zat dari padat menjadi cair, dan cair
menjadi gas atau sebaliknya tanpa mengubah suhunya disebut kalor laten (panas laten).
Satuan Kalor Laten : Joule, Kalori, BTU,

7 Kalor Sensibel
Kalor sensibel adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau menurunkan
suhu suatu benda. Satuan dalam : Joule, Kalori, atau BTU.

8 Massa Jenis
Massa sebuah benda banyaknya zat atau materi yang dikandung suatu benda satuan Kg.
Massa Jenis suatu zat ialah massa zat itu dibagi volumenya pada 00C. satuannya Kg/m3,
Kg/l.

9 Bahan Pendingin (Refrigerant)
Refrigerant adalah suatu zat yang mudah menguap dan berfungsi sebagai penghantar
panas dalam sirkulasi pada saluran instalasi mesin pendingin. Bahan pendingin
(refrigerant) adalah suatu zat yang mudah berubah wujud dari gas menjadi cair atau
sebaliknya. Dapat mengambil panas dari evaporator dan membuangnya di kondensor.
Untuk instalasi Refrigerator/kulkas, AC dipakai freon R-12 atau R-22 sebagai refrigerant.

10 Effek Pendinginan
Adalah kemampuan membawa kalor dari bahan pendingin atau jumlah kalor yang dapat
diserap oleh 1 pound bahan pendingin waktu mulai evaporator. Satuannya dalam K
Cal/Kg.

11 Kapasitas Pendinginan
Untuk menyatakan efek pendinginan, banyaknya kalori panas yang di serap dalam satuan
waktu dinyatakan dengan K Cal/Jam.

12 Frost
Bila kita mendinginkan udara terus-menerus, volume uap air dalam udara menjadi kecil, dan sebagian uap air yang menyentuh pada permukaan suatu benda yang rendah suhunya akan berbentuk embun-es yang halus. Peristiwa demikian disebut Frost.

13 Dingin
Dingin adalah suhunya rendah atau tidak ada panas. Dingin adalah akibat dari
pengambilan kalor. Lemari es menghasilkan dingin dengan mengambil kalori dari bagian
dalamnya. Lemari es tidak dapat menghilangkan kalor, tetapi dapat memindahkan
melalui bahan pendingin.

14 Tekanan Maksimum, Temperatur Maksimum
Benda gas seperti freon, bila di beri tekanan dalam silinder tertutup di bawah suhu udara
bebas, menjadi uap air jenuh dan akhirnya berubah menjadi cairan melalui fase
pengembunan. Akan tetapi, bila suhu naik sampai suatu derajat, gas tersebut tidak
mengembun lagi sekalipun di beri tekanan. Benda gas mempunyai batas kemampuan di
mana sudah tidak berdaya untuk mengubah fase gas ke fase cair. Temperatur yang
terdapat pada batas tersebut disebut temperatur maksimum dan tekanan pada gas yang
terjadi pada batas tersebut dikatakan tekanan maksimum.

DASAR TERMODINAMIKA
HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA
· Perubahan kalor dapat menghasilkan usaha dari perubahan energi dalam.
· Kalor yang masuk sistem menjelma sebagai penambahan energi dalam sistem

HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA
* Kalor tidak mungkin berpindah dari sistem yang bersuhu rendah ke sistem yang
bersuhu tinggi secara spontan.
* Tidak mungkin ada sembarang proses yang dapat memindahkan panas dari satu
temperatur ke temperatur lain yang lebih tinggi.
* Panas yang diserap oleh suatu sistem tidak dapat diubah seluruhnya menjadi kerja
mekanik pada suatu proses melingkar, ini berarti pastilah ada panas yang terbuang ke
sekeliling secara percuma.

ENTALPY
* Entalpy dari suatu sistem didefinisikan sebagai penjumlahan energi dalam dengan
selisih hasil kali tekanan dan volume.
* Entalpy dapat didefinisikan kalor total dari panas bebas dan panas laten yang terdapat
pada suatu benda. Harga entalpy dinyatakan dalam satuan K Cal?Kg.

BAGIAN-BAGIAN PENTING MESIN PENDINGIN

KOMPRESOR
Kompresor memompa bahan pendingin ke seluruh sistem. Gunanya adalah untuk
menghisap gas tekanan rendah dan suhu terendah dari evaporator dan kemudian
menekan/memampatkan gas tersebut, sehingga menjadi gas dengan tekanan dan suhu
tinggi, lalu dialirkan ke kondensor. Jadi kerja kompresor adalah untuk

1. Menurunkan tekanan di evaporator, sehingga bahan pendingin cair di evaporator dapat menguap pada suhu yang lebih rendah dan menyerap lebih banyak panas dari sekitarnya. 2. Menghisap gas bahan pendingin dari evaporator, lalu menaikkan tekanan dan suhu gas bahan pendingin tersebut, dan mengalirkannya ke kondensor sehingga gas tersebut dapat mengembun dan memberikan panasnya pada medium yang mendinginkan kondensor.

Ada tiga macam kompresor yang banyak dipakai pada mesin-mesin pendingin yaitu :
1. Kompresor Torak, kompresinya dikerjakan oleh torak.
2. Kompresor Rotasi, kompresinya dikerjakan oleh blade atau vane dan roller
3. Kompresor Centrifugal, kompresor centrifugal tidak mempunyai alat-alat tersebut
kompresi timbul akibat gaya centrifugal yang terjadi karena gas diputar oleh putaran yang
tinggi kecepatannya dan impeller.

Ketiga macam kompresor mempunyai keunggulan masing-masing. Pemakaiannya ditentukan oleh besarnya kapasitas, penggunaannya, instalasinya dan jenis bahan pendingin yang dipakai.

KONDENSOR
Kondensor adalah suatu alat untuk merubah bahan pendingin dari bentuk gas menjadi
cair. Bahan pendingin dari kompresor dengan suhu dan tekanan tinggi, panasnya keluar
melalui permukaan rusuk-rusuk kondensor ke udara. Sebagai akibat dari kehilangan
panas, bahan pendingin gas mula-mula didinginkan menjadi gas jenuh, kemudian
mengembun berubah menjadi cair.

EVAPORATOR
Evaporator adalah suatu alat dimana bahan pendingin menguap dari cair menjadi gas.
Melalui perpindahan panas dari dinding – dindingnya, mengambil panas dari ruangan di
sekitarnya ke dalam sistem, panas tersebut lalu di bawa ke kompresor dan dikeluarkan
lagi oleh kondensor.

SARINGAN
Saringan untuk AC dibuat dari pipa tembaga berguna untuk menyaring kotoran-kotoran
di dalam sistem, seperti : potongan timah, lumpur, karat, dan kotoran lainnya agar tidak
masuk ke dalam pipa kapiler atau keran ekspansi. Saringan harus menyaring semua
kotoran di dalam sistem, tetapi tidak boleh menyebabkan penurunan tekanan atau
membuat sistem menjadi buntu.

PIPA KAPILER
Pipa kapiler gunanya adalah untuk :
1. Menurunkan tekanan bahan pendingin cair yang mengalir di dalam pipa tersebut.
2. Mengontrol atau mengatur jumlah bahan pendingin cair yang mengalir dari sisi
tekanan tinggi ke sisi tekanan rendah.
3.KERAN EKSPANSI
Keran ekspansi ada 2 macam
1. Automatic Expasion Valve
2. Thermostatic Expansion Valve

Thermostatic Exspansion Valve lebih baik dan lebih banyak dipakai, tetapi pada AC
hanya dipakai automatic expansion valve, maka disini kita hanya akan membicarakan
automatic expansion valve saja. Gunanya untuk menurunkan cairan dan tekanan tekanan
evaporator dalam batas-batas yang telah di tentukan dengan mengalirkan cairan bahan
pendingin dalam jumlah yang tertentu ke dalam evaporator.

BAHAN PENDINGIN
Bahan pendingin adalah suatu zat yang mudah di rubah bentuknya dari gas menjadi cair atau sebaliknya, dipakai untuk mengambil panas dari evaporator dan membuangnya di kondensor. Bahan pendingin diantaranya yang dewasa ini banyak dan secara umum digunakan Refrigerant-11 (R-11), R-12, R-13, R-22.

MINYAK KOMPRESOR
Minyak kompresor untuk mesin-mesin pendingin harus mempunyai sifat-sifat yang
khusus untuk keperluan ini. Minyak kompresor dipakai untuk melindungi dan melumasi
bagian-bagian yang bergerak dari kompresor. Karena dalam kenyataan minyak
kompresor selalu berhubungan, bahkan bercampur dengan bahan pendingin di dalam
kompresor dan mengalir bersama-sama ke semua bagian dari sistem.Minyak harus tahan
terhadap suhu dan tekanan yang tinggi dari kompresor dan tetap dapat memberikan
pelumasan dan melindungi bagian-bagian kompresor yang bergerak agar jangan aus dan
rusak.

PRINSIP KERJA MESIN PENDINGIN

LEMARI ES (REFRIGERATOR)
Adalah suatu unit mesin pendingin dipergunakan dalam rumah tangga, untuk menyimpan
bahan makanan atau minuman. Untuk menguapkan bahan pendingin di perlukan panas.
Lemari es memanfaatkan sifat ini. Bahan pendingin yang digunakan sudah menguap pada
suhu -200C. panas yang diperlukan untuk penguapan ini diambil dari ruang pendingin,
karena itu suhu dalam ruangan ini akan turun. Penguapan berlangsung dalam evaportor
yang ditempatkan dalam ruang pendingin. Karena sirkulasi udara, ruang pendingin ini
akan menjadi dingin seluruhnya.

CARA KERJA INSTALASI MESIN KULKAS
Setelah ke dalam kompresor diisi gas freon , maka gas itu dapat dikeluarkan kembali dari
silinder oleh kompresor untuk diteruskan ke kondensor, setelah itu menuju saringan,
setelah itu menuju ke pipa kapiler dan akan mengalami penahanan. Adanya penahanan ini
akan menimbulkan suatu tekanan di dalam pipa kondensor. Sebagai akibatnya gas
tersebut menjadi cairan di dalam pipa kondensor. Dari pipa kapiler cairan tersebut terus
ke evaporator dan terus menguap untuk menyerap panas. Setelah menjadi gas terus
dihisap lagi ke kompresor. Demilian siklus kembali terulang.

JENIS ALIRAN UDARA PENDINGIN

Jenis aliran udara pada lemari es ada 2 macam
1. Secara alamiah tanpa fan motor, di dalam lemari es udara dingin pada bagian atas
dekat evaporator mempunyai berat jenis lebih besar. Dari beratnya sendiri udara dingin
akan mengalir ke bagian bawah lemari es. Udara panas pada bagian bawah lemari es
karena berat jenisnya lebih kecil dan di desak oleh udara dingin dari atas, akan mengalir
naik ke atas menuju evaporator. Udara panas oleh evaporator didinginkan menjadi dingin
dan berat lalu mengalir ke bawah lagi. Demikianlah terjadi terus menerus secara alamiah.

2. Aliran udara di dalam lemari es dengan di tiup oleh fan motor, lemari es yang memakai
fan motor, dapat terjadi sirkulasi udara dingin yang kuat dan merata ke semua bagian dari
lemari es. Udara panas di dalam lemari es dihisap oleh fan motor lalu dialirkan melalui
evaporator. Udara menjadi dingin dan oleh fan motor di dorong melalui saluran atau
cerobong udara, di bagi merata ke semua bagian dalam lemari es.

AIR CONDITIONER (AC)
Air conditioner atau alat pengkondisi udara membantu manusia memberikan udara sejuk
dan menyediakan uap air yang dibutuhkan bagi tubuh. Air conditioner bentuknya lebih
kecil dari lemari es, tetapi tenaga motor listrik sebagai penggerak yang diperlukan jauh
lebih besar. Proses pendinginan yang harus dilakukan yaitu untuk menyejukkan udara
dalam suatu ruangan luas atau kamar, adalah jauh lebih lebih besar dari pada lemari
pendingin atau kulkas. Secara umum dapat dibedakan menjadi 2 jenis :
1. AC Window/ Jendela
2. AC Split
RINSIP KERJA AC
Prinsip kerja AC dapat dibagi 3 bagian :

1. Kerja bahan pendingin, Setelah ke dalam kompresor diisi gas freon , maka gas itu
dapat dikeluarkan kembali dari silinder oleh kompresor untuk diteruskan ke kondensor,
setelah itu menuju saringan, setelah itu menuju ke pipa kapiler dan akan mengalami
penahanan. Adanya penahanan ini akan menimbulkan suatu tekanan di dalam pipa
kondensor. Sebagai akibatnya gas tersebut menjadi cairan di dalam pipa kondensor. Dari
pipa kapiler cairan tersebut terus ke evaporator dan terus menguap untuk menyerap
panas. Setelah menjadi gas terus dihisap lagi ke kompresor. Demilian siklus kembali
terulang.

2. Kerja Aliran Udara, kerja aliran udara ada 2 bagian yang terpisah yaitu : bagian muka
atau bagian depan dan bagian belakang atau bagian yang panas. Bagian depan bagian dari
evaporator merupakan bagian dingin, dimana fan menghembuskan udara meniup
evaporator sehingga udara yang keluar dari bagian depan udara dingin. Sedangkan bagian
belakang fan meniup kondensor untuk mendinginkan sehingga udara yang keluar udara
panas dari kondensor.

3. Kerja Alat-alat Listrik, Alat-alat listrik dari AC adalah bagian-bagian yang paling
banyak variasinya dan paling banyak menimbulkan gangguan-gangguan. Pada prinsipnya
dapat dibagi dalam 2 bagian : fan motor dan kompresor dengan alat – alat pengaman dan
pengaturnya.


Senin, 18 Januari 2010





SELAMAT DATANG DI ANEKA ROTI

Untuk Penggemar Aneka Roti.
Saya ingin mengajak anda sekalian untuk bisa membuat roti sendiri di rumah. Jangan berpikir " Ah Pasti Sulit", coba dulu anda pasti bisa. Yang anda butuhkan adalah ketelitian dan kesabaran.
Nah, roti yang saya ceritakan disini memang tidak mencakup semua jenis roti. Tetapi saya harapkan roti - roti yang sudah saya sajikan resepnya nanti akan bisa mewakili macam - macam roti.
Selamat mencoba resep ini. Semoga berhasil. Salam.
TIPS MEMBUAT ROTI




1.
Timbang bahan dengan tepat sesuai resep.

2.
Cara menyimpan sisa tepung, masukkan dalam kaleng yang kering dan bersih dan tutup rapat. Bila ingin menambahkan tepung yang baru, habiskan dulu yang lama.

3.
Saat membeli ragi perhatikan tanggal kadaluwarsanya.

4.
Menguleni adonan harus benar - benar elastis supaya roti mengembang sempurna.

5.
Sebelum masuk oven, bentuk roti sebaiknya dibetulkan kembali karena setelah mengembang, bagian bawah roti seringkali terbuka


KEGAGALAN YANG SERING TERJADI SAAT MEMBUAT ROTI




1.
Penyebab adonan tidak mengembang :


Ragi tidak aktif.
Pengulenan adonan tidak elastis.
Waktu fermentasi kurang.
2.
Penyebab roti keriput :


Fermentasi terlalu lama.
Jumlah pemakaian cairan terlalu banyak dibanding pemakaian tepung.

3.
Penyebab roti pucat warnanya :


Kurang gula / lupa memasukkan gula
Api kurang panas.
Pengolesan kurang tebal

4.
Penyebab roti tidak meninggi tetapi melebar :


Jumlah cairan terlalu banyak dibanding dengan tepung.

5.
Penyebab roti keras :


Tepung terlalu banyak.
Pengulenan tidak sampai elastis.
Pegovenan terlalu lama ( misal karena api terlalu kecil ).

6.
Penyebab bagian tengah roti tidak matang :

Api terlalu kecil hingga setelah 10 menit di oven, hanya bagian luar saja yang matang.
Suhu oven sudah pas, hanya pengovenan kurang lama

7.
Penyebab roti berlubang - lubang :


Fermentasi terlalu lama.
Ketika fermentasi usai, adonan tidak dikempiskan dulu.
Sebelum diisi, adonan tidak digiling dulu.

8.
Penyebab tekstur roti tidak berbentuk :


Adonan tidak diuleni sampai elastis

9.
Penyebab bagian bawah roti terlalu keras


Roti terlalu lama di oven.

10.
Penyebab roti terlalu asam :


Ragi terlalu banyak.
Fermentasi terlalu lama.

11.
Penyebab permukaan roti tidak mulus :


Ketika dibentuk, permukaan roti tidak dilicinkan dulu.

12.
Penyebab roti berjamur :


Belum lewat sehari roti berjamur, karena roti yang masih panas, sudah dimasukkan dalam kantong plastik dan dibungkus rapat.
RESEP - RESEP ANEKA ROTI
1. ROTI TAWAR SUSU

BAHAN :


-
1 kilogram tepung Cakra ( Protein tinggi )

-
15 gram ragi instan

-
80 gram gula pasir

-
40 gram susu bubuk

-
600 ml air es

-
100 gram margarin

-
15 gram garam


CARA MEMBUAT


1.
Aduk tepung, ragi instan, gula pasir dan susu bubuk.

2.
Tambahkan air es sedikit - sedikit lalu uleni sampai habis.

3.
Masukkan margarin dan garam sambil uleni sampai adonan elastis.

Diamkan adonan selama 30 menit

4.
Kempiskan adonan lalu bagi 4 bagian.

Tiap bagian 240 gram. Bulatkan setiap bagian

Diamkan 10 menit.

5.
Giling masing - masing adonan, lalu gulung. Lakukan dua kali

Letakkan dalam loyang roti tawar ( loyang tertutup ) ukuran 30 x 12 x 12 cm yang diolesi margarin dan dialasi kertas roti. Tutup cetakan, jangan sampai tertutup sempurna, sisakan 1/4 yang tidak tertutup loyang. Tutup loyang yang nantinya akan tersentuh roti harus diolesi margarin supaya ketika tutup roti dibuka tidak sulit.

6.
Diamkan adonan 75 sampai 90 menit sampai adonan setinggi cetakan. Tutup loyang. Oven 30 menit dengan suhu 190 derajat celcius

7
Kalau ingin roti tawar yang tidak persegi empat, tidak perlu menggunakan loyang yang berpenutup, cukup loyang yang berukuran 22 x 10 x 7 cm, yang dialasi margarin dan kertas roti.

Bagian atas adonan diolesi susu.

2. ROTI SOBEK

BAHAN :


-
300 gram tepung terigu Cakra

-
200 gram tepung terigu biasa

-
5 gram ragi instan

-
1/2 sendok teh pelembut roti, misal S500

-
30 gram susu bubuk

-
150 gram gula pasir

-
250 ml air

-
50 gram margarin

-
5 gram garam

-
2 kuning telur untuk olesan atau bisa juga diolesi susu


CARA MEMBUAT


1.
Ayak tepung. Tambahkan ragi instan, pelembut roti, susu bubuk dan gula pasir

2.
Tambahkan air sedikit - sedikit lalu uleni sampai habis.

3.
Masukkan margarin dan garam. Uleni lagi hingga adonan elastis. Diamkan selama 30 menit. Adonan siap dibentuk.

4.
Timbang adonan masing - masing 90 gram lalu bulatkan. Giling lalu gulung adonan.

5.
Tata adonan didalam loyang, diamkan selama 60 menit sampai adonan mengembang

dua kali lipat.

6.
Olesi dengan susu dan oven sampai matang dengan suhu 180 derajat celcius selama 25 menit. Bisa untuk 2 loyang


TIPS MEMBUAT :


-
Pelembut roti dapat dipilih merek lain. Di toko bahan - bahan kue banyak dijual berbagai pelembut roti. Anda dapat berkonsultasi dengan penjualnya.

Roti sobek bisa di isi keju sesuai selera.

3. ROTI ISI SOSIS

BAHAN :


-
1 kilogram tepung terigu Cakra

-
15 gram ragi instan

-
255 gram gula pasir

-
30 gram susu bubuk

-
25 gram gula pasir

-
450 ml air

-
2 butir telur

-
10 gram garam

-
150 gram margarin

-
Sosis


CARA MEMBUAT


1.
Ayak tepung. Kemudian aduk bersama ragi instan, gula dan susu bubuk.

2.
Tambahkan telur dan air sedikit demi sedikit. Uleni sampai kalis.

3.
Tambahkan garam dan margarin sambil terus diuleni hingga adonan elastis. Diamkan adonan selama 30 menit

4.
Kempiskan adonan, timbang sesuai kebutuhan lalu bulatkan. Giling satu persatu, setiap sebuah diberi sosis satu potong lalu gulung. Diamkan selama 60 menit. Olesin dengan susu.

5.
Oven 10 menit dengan suhu 180 derajat celcius.